Saturday, January 7, 2012

Tren Musik Melayu Saat Ini



Tren Melayu di belantika music Indonesia mengundang polemik. Hal ini terjadi seiring adanya komentar dari beberapa musisi tanah air yang mencap music jenis ini sebagai sebuah degradasi (penurunan mutu). Hal ini sampai menimbulkan kesan ‘perang dingin’ antara musisi yang –terus terang – membuat saya suka senyum-senyum sendiri. Sebegitu immature-nya kah musisi kita?
Menurut WIKI, perkembangan music Melayu di Indonesia telah mulai sejak lama. Dahulu, kita mengenal adanya music Orkes Melayu yang masih menggunakan gitar akustik, akordeon, rebana, gambus dan suling sebagai instrument utamanya. Pada periode 50 dan 60-an, orkes-orkes Melayu di Jakarta ini memainkan lagu-lagu Melayu Deli asal Sumatera (sekitar Medan). Perlahan, seiring perkembangannya, unsur India mulai juga masuk ke dalam music Melayu. Ellya Khadam dengan hits “Boneka India”-nya merupakan representasi dari gejala ini. Selain itu masih ada penyanyi lain seperti P.Ramlee (Malaysia), Said Effendi (dengan lagu Seroja) dan lainnya yang mempopulerkan genre music ini.
Tonggak perkembangan music Melayu (yang berkelindan dengan music dangdut) adalah dengan adanya Soneta Group, pimpinan Rhoma Irama di tahun 1970-an. Setelah itu, music Indonesia diwarnai oleh beragam genre yang merupakan unsur-unsur asing seperti Rock, Reggae, Heavy Metal hingga SKA dan Grundge (Alternative). Pada masa ini, musik Melayu memasuki periode hiatus alias mati suri. Hal ini terbukti dengan tidak banyaknya musisi baik solo maupun group yang mengusung genre Melayu. Di periode ini, lagu Melayu yang paling saya ingat adalah “Isabela” yang disuarakan grup Malaysia, SEARCH.
Namun sebagaimana jenis seni apapun (mo fashion, painting, dll), music juga mengalami proses recycle. Unsur-unsur Melayu yang pernah dinyatakan “mati”, usang dan nggak nyeni itu mulai ngetop lagi dengan adanya grup-grup seperti ST 12, Wali, Hijau Daun dan lainnya. Bahkan Soneta “reinkarnasi” kembali di sosok Ridho Roma.
Saya nggak bisa main music. Jangankan nyanyi, bersiul aja fales (hehe…). Tapi saya suka dengerin music (Indonesia ada di list atas lo!). Dan saya nggak suka kalau music terlalu dikotak-kotakkan. (Kotak kan nama band juga….loh, kok ngaco? ). Buat saya, lagu yang enak dan group atau musisi yang kreatif nan berbakat akan selalu punya pasarnya sendiri. Enggak usahlah kita sibuk membuat komentar yang nggak-nggak tentang orang lain. Kalau enggak suka dengan sesuatu, buktikan saja dengan kerja keras dan karya yang lebih bagus. Kayaknya itu lebih baik daripada bergunjing dan berkonflik dengan orang lain. Se7?….Yeah!.

No comments:

Post a Comment